Gambar 1.1. menunjukkan gambar penampang suatu balok
beton dalam menerima beban. Akibat beban yang diterima oleh balok akan
menyebabkan terjadinya momen pada sepanjang balok tersebut. Adapun besaran
momen yang terjadi pada balok seperti pada gambar tersebut. Dengan mengetahui
besaran momen yang terjadi pada balok menjadi dasar perhitungan untuk menghitung
besaran/ukuran besi yang digunakan agar mampu menahan beban yang diterima. Pada
gambar tersebut juga ditunjukkan pembesian yang digunakan untuk suatu balok
beton.
Gambar 1.1. Penampang dan Momen Balok Beton
Gambar
1.2. menunjukkan penampang suatu sloof beton bertulang dan kolom beton
bertulang. Pada gambar potongan sloof
terlihat pembesian yangdigunakan, baik itu sebagai besi pokok (utama) maupun
besi cincin (sengkang). Lebih lanjut disajikan ukuran besi yang digunakan. Pada
penampung kolong/tiang beton bertulang, juga terlihat pembesiannya, baik
sebagai besi pokok maupun besi cincin. Selengkapnya ukuran dari penampang sloof
dan kolom beserta tulangannya dapat dilihat pada gambar tersebut.
Gambar 1.2. Gambar Pembesian Sloff dan Kolom Praktis
Gambar 1.3. Gambar Tulangan Balok Beton
Gambar
1.3. menunjukkan pembesian pada balok beton. Pada gambar tersebut terlihat
ukuran balok dan ukuran plat lantai, demikian juga dengan jumlah pembesian
beserta ukurannya. Pada balok tersebut terlihat ada 8 buah besi utama. Untuk
balok A (tumpuan) besi utama ada 5 buah pada bagian atas dan 3 buah pada bagian
bawah, sedangkan untuk balok B (lapangan) 3 buah pada bagian atas dan 5 buah
pada bagian bawah. Susunan pembesian tersebut didasarkan atas beban yang
bekerja pada balok tersebut.
Sedangkan
pembesian plat lantai disajikan pada Gambar 3.4. Pada gambar tersebut terlihat bentuk
pembesian beserta ukuran besinya. Lebih lanjut terlihat bagaimana pembesian
pada daerah tumpuan dan daerah lapangan.
Gambar 1.4. Gambar Penulangan Plat Lantai
Gambar
1.5. menunjukkan bentuk pembesian pada pertemuan balok dengan kolom. Pembesian
pada konstruksi ini sangat penting diperhatikan karena pada konstruksi tersebut
terjadi momen positif. Lebih lanjut konstruksi tersebut merupakan sarana untuk
menyalurkan beban yang ada diatas balok atau lantai ke kolom suatu bangunan.
Pembesian antara balok dan kolom harus menyatu, agar beban dapat disalurkan
dengan baik.
Gambar 1.5. Pembesian Kolom Dengan Balok
Dalam
setiap ujung besi suatu balok atau kolom harus dibengkokkan. Gambar 1.6.
menunjukkan bentuk dan panjang bekokkan besi tulangan yang dibuat.
Pembengkolaan ujung besi tulangan bertujuan ajar konstruksi pembesian dapat
menyatu dengan baik. Gambar lain menunjukkan bagaimana bentuk sambungan
pembesian yang benar untuk balok berbentuk L dan balok berbentuk T. Pada gambar
diatas ditunjukkan suatu konstruksi yang benar (simbol V) dan konstruksi yang
salah (simbol X). Melalui gambar tersebut juga terlihat ukuran dan jarak besi
cincing yang digunakan.
0 komentar:
Posting Komentar