Sabtu, 11 April 2015

PENGERTIAN BETON BERTULANG


Beton adalah komponen buatan dari gabungan material alam yang diaduk dengan komposisi tertentu untuk mendapatkan kekuatan tekan yang diinginkan. Material alam sebagai campuran dari beton adalah pasir, koral atau split, semen, dan air. Agar diperoleh kekuatan tertentu atau kecepatan dalam pengeringannya, biasanya beton dicampur dengan zat adiktif atau bahan kimia pembantu (chemical admixture). Untuk pekerjaan jenis beton tertentu, juga digunakan jenis semen tertentu. Sementara untuk pekerjaan biasa, semen yang digunakan adalah jenis semen portland (PC). Ini disebabkan ada jenis semen yang tahan terhadap garam, alkali, atau panas yang tinggi. Di dalam pekerjaan pembangunan di Indonesia, semua pekerjaan beton harus sesuai dengan beberapa referensi, di antaranya ialah.

       a)      Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI NI 2 1971)
       b)      Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
       c)      American Society of Testing and Materials (ASTM)
       d)     Standar Industri Indonesia (SII)
       e)      Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SKSNI T 15 1991 03)
     f )       Pedoman Perencanaan Beton Bertulang clan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung (SKBI 2362-1986).

Biasanya yang dilakukan masyarakat dalam membuat komposisi.
campuran beton bertulang adalah 1 : 2 : 3. Artinya, beton tersebut merupakan campuran dari 1 bagian semen, 2 bagian pasir, dan 3 bagian koral yang diaduk dengan air. Namun, komposisi campuran ini tentu saja tanpa pengujian lebih lanjut mengenai kekuatan karakteristiknya atau kekentalannya.


B. Karakteristik Balok Beton Bertulang
Kekuatan karakteristik beton biasanya disebut dengan K yang di belakangnya diikuti dengan angka, misalnya 100, 125, 200, 250, 300, atau 500 dengan satuan kg/cm2. Misalnya suatu campuran beton memiliki kekuatan karakteristik K200. Ini berarti beton bersangkutan akan kuat menahan tekanan sebesar 200 kg/cm2. Uji lain dari kekuatan ini dapat dilakukan di
laboratorium uji beton atau dengan menclgunakan hammer test. Alat ini dapat ditenteng ke proyek dan ditembakkan pada beton setelah kering. Bila pengujiannya dilakukan di laboratorium, sampel beton yang akan diuji dicetak berbentuk kubus atau silinder.
Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa beton merupakan komponen bangunan yang berfungsi untuk menhan tekanan.  Bila beban di atasnya lebih besar maka beton akan melentur saat dipasang sebagai balok horisontal dan akan tertekuk saat dipasang sebagai kolom vertikal. Lenturan dan tekukan yang diterima oleh beton tentu tidak, dapat ditahan karena beton bersifat kaku dan tidak elastis sehingga diperlukan pemasangan besi beton.

C. Ukuran Besi Beton
Bila berkunjung ke toko material dan melihat besi beton, sekilas pasti akan terlihat bahwa besi tersebut sama. Padahal sebenarnya ada besi yang ukuran diameternya tidak sesuai dengan penyebutannya dan panjangnya tidak sampai 12 meter. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengukuran menggunakan alat ukur diameter seperti sigmat.  Misalnya besi 10 dengan diameter 10 mm dan panjangnya 12 m. Besi ini di pasaran sering disebut besi full atau besi KS (Krakatau Steel). Besi dengan diameter besar berbentuk pipa atau berbentuk profil H, I, dan U. Besi ini mampu menahan tekanan dan lenturan.
Besi profil biasanya dijual dalam dimensi dan panjang tertentu. Bila seluruhnya adalah besi maka akan sulit saat membawanya atau membentuknya. Bahkan harganya akan sangat mahal. Syarat-syarat pembengkokan tulangan beton yaitu: kait dan bengkokan. Setelah dipotong pada panjangnya maka batang-batang itu dibengkokkan dalam bentuk yang telah ditentukan dan ujung-ujungnya dibengkokkan dalam bentuk:
 
 a). kait penuh
 b). kait miring
 c). Bengkokan tulangan.

Agar hasil pembengkokan tulangan tidak tcrjadi kesalahan yang berarti, maka setiap pekerjaan penulangan harus merinci penulangan-penulangan tersebut antara lain:
a)    Mencari/menghitung jumlah besi yang dibengkokkan dan yang akan dipotong.
b)   Memisahkan dan menjumlahkan berapa banyaknya tulang utama, tulang pembagi, dan tulang ekstra.
c)    Menentukan diameter besi serta jenis besi yang diperlukan dari gambar perencanaan.
d)   Menentukan jumlah berat besi yang diperlukan dalam pelaksanaan pembesian.
Dalam pekerjaan penulangan setelah kita menentukan jumlah berat, jumlah batang yang dibengkokkan dan panjang besi tulangan dari tiap-tiap macam yang dibengkokkan kemudian kita mengerjakan:
a)    Memotong.
b)   membengkok
c)    Merangkai.
Pekerjaan pembengkokan penulangan besi beton di lapangan pada umumnya masih menggunakan tangan tetapi ada juga yang menggunakan mesin, pembengkokan besi tulangan yang dilaksanakan dengan tangan harus pada meja pembengkok yang kuat dah aman. Meja ini dilapisi pelat agar tidak cepat rusak, juga merntperkuat kedudukan besi yang ditanam pada meja.

D . Kekentalan Beton
Saat membuat beton sendiri dan ingin mendapatkan mutu tertentu atau kekentalan tertentu maka diperlukan perlakuan simulasi. Simulasi karakteristik beton yang dipersyaratan dalam perhitungan struktur dilakukan sebelum pengecoran beton konstruksi. Caranya dengan membuat kubus berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm atau 20 cm x 20 cm x 20 cm maupun silinder dengan ukuran tinggi 30 cm dan diameter 15 cm menggunakan simulasi adukan atau campuran 1 2 : 3; 1 : 1,5 : 2,5; atau 1 : 3 : 5. Beton simulasi tersebut selanjutnya dibawa ke laboratorium terlebih dahulu untuk uji mutu sebelum digunakan pada pekerjaan konstruksi. Dari pengujian akan diperoleh mutu beton yang baik untuk konstruksi beton.

Di daerah-daerah perkotaan sudah banyak dijuai beton dengan mutu tertentu yang sering disebut ready mix. Keuntungan menggunakan beton ready mix adalah terjaminnya mutu beton karena dipesan sesuai karakteristik yang disyaratkan dan harganya pun lebih murah. Murahnya harga beton tersebut karena perusahaan beton jadi seperti ready mix menggunakan semen curah yang harganya memang lebih murah dibanding semen dalam kemasan sak. Bahkan rata-rata perusahaan beton jadi mempunyai mesin pemecah batu sendiri. Pengukuran kekentalan beton diperlukan untuk jenis pekerjaan tertentu, lembek/encer ataukah agak keras/kental. Pengujian kekentalan ini dapat dilakukan dengan mudah dan praktis. Adapun langkah pengujian kekentalan beton (slump test) sebagai berikut:
a)    Sediakan cetakan beton berbentuk silinder dengan diameter bagian bawah 20 cm dan bagian atas 10 cm dengan tinggi 30 cm.
b)    Masukkan beton ke dalam cetakan tersebut setebal sepertiga bagian cetakan. Lalu tusuk tusukan beton tersebut dengan besi beton sebanyak sepuluh kali tusukan dengan jumlah waktu selama 30 detik.
c)    Masukkan kembali beton hingga memenuhi duapertiga bagian cetakan. Lalu, kembali beton tersebut ditusuk-tusukan dengan besi beton sebanyak sepuluh tusukan juga selama 30 detik.
d)   Masukan beton untuk lapis ketiga hingga memenuhi seluruh cetakan,  lalu ditusukkan kembali dengan besi beton sebanyak sepuluh tusukan selama 30 detik.
e)     Ratakan permukaan atasnya dan diamkan selama 30 detik.
f)    Tarik kerucut tersebut secara perlahan-lahan jangan sampai betonnyahancur.
g)   Ukur ketinggian beton tersebut dan bandingkan dengan tinggi beton sebelum didiamkan 30 detik (setinggi bidang kerucut).

 Hasil pengukuran tingginya tentu akan berkurang setelah didiamkan. Untuk pekerjaan dinding dan pondasi pelat atau pondasi telapak, slump yang diizinkan adalah 5,0 - 12,5 cm. Sementara untuk pekerjaan pelat lantai, balok, dan kolom,  slump yang diizinkan adalah 7,5 - 15,0 cm. Untuk pekerjaan beton, slump yang diizinkan adalah 5,0 -7,5 cm.
Tabel berikut memperlihatkan angka slump untuk beberapa pekerjaan struktur.
Jenis pekerjaan
Angka slump
Pondasi, konstruksi bawah tanah
9 ± 2,5 cm
Kolom praktis, balok lantai, sunsreen
14 ± 2 cm
Pekerjaan jalan
7,5 ± 5 cm

E. Kelas Matareial dan Mutu Beton
Di dalam buku Peraturan Beton Bertulang Indonesia tahun 1971, beton dibagi dalam tiga kelas, yaitu sebagai berikut.
a)    Beton kelas 1, yaitu beton untuk pekerjaan nonstruktural (disebut BO).
b)   Beton kelas 2, yaitu beton untuk pekerjaan struktural yang pelaksanaannya membutuhkan pengawasan dengan keahlian yang cukup dan mutu betonnya adalah B1, K125, K175, dan K225. Beton ini biasanya digunakan untuk rumah tinggal, sekolah, pertokoan, dan sebagainya.
c)     Beton kelas 3, yaitu beton untuk pekerjaan struktural yang mutunya di atas K225 yang pelaksanaannya membutuhkan pengawasan dengan keahlian khusus. Pengpunaannya untuk beban yang berat, seperti jembatan, jalan layang, jalan tol, dan sebagainya.
 


 

1 komentar: